
Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Pada waktu terjadi inflasi, jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki daya beli yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar. Ketika angka-angka ini semakin membesar, mereka dapat memengaruhi transaksi harian karena risiko dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa, atau karena psikologi manusia yang tidak efektif menangani perhitungan angka dalam jumlah besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil masalah ini dengan redenominasi: satuan yang baru menggantikan satuan yang lama dengan sejumlah angka tertentu dari satuan yang lama dikonversi menjadi 1 satuan yang baru. Jika alasan redenominasi adalah inflasi, rasio konversi dapat lebih besar dari 1, biasanya merupakan bilangan positif kelipatan sepuluh, seperti 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Prosedur ini dapat disebut sebagai "penghilangan nol". Contoh-contoh yang terkini antara lain:
| Satuan baru | = | x | Satuan lama | Tahun |
|---|
| Dolar Zimbabwe keempat (ZWL) | = | 1 000 000 000 000 | ZWR | Februari 2009 |
| Dolar Zimbabwe ketiga (ZWR) | = | 10 000 000 000 | ZWN | Agustus 2008 |
| Dolar Zimbabwe kedua (ZWN) | = | 1 000 | ZWD (dolar pertama) | Agustus 2006 |
| Metical Mozambik baru | = | 1 000 | Metical lama | 2006 |
| Bagan ini bukanlah bagan yang dimaksudkan untuk lengkap. |
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar